PESAWAT TEMPUR PERTAMA BUATAN INDONESIA - KFX FAKTA KEHEBATANNYA
Siapa bilang Indonesia tidak bisa membuat pesawat tempur? Inilah Pesawat tempur Pertama Buatan Indonesia - KFX Fakta kehebatannya yang tidak kalah hebatnya dari F-16. Kelebihannya karena teknologi pesawat tempur KFX buatan indonesia ini melebihi F-16. Kehebatan KFX dikarenakan memiliki radius serang yang lebih besar persentasenya. Proyek pesawat tempur buatan Indonesia ini ditangani PT. Dirgantara Indonesia yang justru di saat awal proyek ini dilaksanakan sedang bermasalah. Diluar hal itu mari kita bahas Pesawat tempur pertama buatan Indonesia ini. Ada beberapa Fakta Kehebatan teknologi PEsawat Tempur KFX di lapangan dan saat uji coba. Dengar-dengar katanya pesawat ini akan di jual massal di Tahun 2022. Baca berita selengkapnya.
Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso mengatakan, Indonesia menjajaki pengembangan pesawat tempur generasi 4,5. “Kalau F-16 itu generasi ke 4, kalau F-35 buatan Amerika itu generasi 5, ini ditengah-tengahnya, Sukhoi itu masih generasi 4,” katanya di sela perhelatan Bandung Air Show
Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso mengatakan, Indonesia menjajaki pengembangan pesawat tempur generasi 4,5. “Kalau F-16 itu generasi ke 4, kalau F-35 buatan Amerika itu generasi 5, ini ditengah-tengahnya, Sukhoi itu masih generasi 4,” katanya di sela perhelatan Bandung Air Show
proyek pembuatan
Pesawat jet tempur KFX sendiri sebetulnya merupakan proyek lama Republic of Korea Air Force (ROKAF) yang baru bisa terlaksana sekarang. Proyek ini digagas presiden Korea Kim Dae Jung pada bulan Maret 2001 untuk menggantikan pesawat-pesawat yang lebih tua seperti F-4D/E Phantom II dan F-5E/F Tiger. Dibandingkan F-16, KFX diproyeksi untuk memiliki radius serang lebih tinggi 50 persen, sistim avionic yang lebih baik serta kemampuan anti radar (stealth).
pemerintah Korea akan menanggung 60 persen biaya pengembangan pesawat, sejumlah industri dirgantara negara itu di antaranya Korean Aerospace Industry menanggung 20 persennya .pemerintah Indonesia 20 persen dan akan memperoleh 50 pesawat yang mempunyai kemampuan tempur melebih F-16 ini dan 100 pesawat untuk korea. Total biaya pengembangan selama 10 tahun untuk membuat prototype pesawat itu diperkirakan menghabiskan dana 6 miliar US Dollar.Pemerintah Indonesia akan menyiapkan dana US$1,2 miliar.
penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Indonesia-Korsel itu sudah dilakukan pada 15 Juli 2010 yang lalu di Seoul-Korea Selatan.diharapkan pada tahun 2020 Sudah Ada Regenerasi Pesawat Tempur untuk kedua pihak
Spesifikasi KFX sebagai berikut :
· Crew: 1
· Thrust: about 52,000lbs (F414 class x 2)
· Max Speed: about Mach 1.8
· Armament:
o M61 Vulcan
o AIM-9X class short-range AAM(AIM-9X class) (indigenous, under development)
o AIM-120 class beyond visual range AAM (not specified yet)
o 500lbs SDB class guided bomb|KGGB (indigenous)
o JCM class guided short range AGM (indigenous, under development)
o SSM-760K Haeseong ASM (indigenous)
o Boramae ALCM (indigenous, under development), or Taurus class ALCM
o supersonic ALCM (based on Yakhont technology) (indigenous, under development)
Mengapa PT DI tidak membuat sendiri?
Membuat pesawat tempur jauh lebih kompleks daripada membuat pesawat penumpang karena ada tambahan sistem dalam sebuah pesawat tempur yaitu sistem kontrol senjata pada sistem avioniknya, disamping sistem mesin pendorong, sistem radar, dan struktur pesawat yang harus dirancang lebih kuat namun tetap lincah bermanuver di udara.
Pesawat tempur KFX ini dirancang untuk masuk dalam kelompok pesawat tempur generasi 4,5 yang berarti harus mempunyai 6 kemampuan yaitu
(1) kemampuan pesawat tempur untuk melakukan manuver ekstrim agar mendapat posisi serang paling menguntungkan (Air Combat Manuverability).
(2) Pesawat tempur harus bisa terbang lincah sehingga harus menggunakan teknologi fly by wire untuk kontrol penerbangannya.
(3) Penggunaan teknologi trust vectoring nozzles yang mampu mengubah-ubah arah semburan gas buang mesin jet agar pesawat tempur mempunyai kemampuan terbang dalam kecepatan rendah dan mampu melakukan belokan tajam.
(4) Kemampuan untuk terbang jelajah pada kecepatan supersonik dalam waktu yang lama.
(5) Radar pesawat tempur berkemampuan menjejak target diluar batas cakrawala atau beyond visual range
(6) Kemampuan menyerap dan membiaskan pancaran radar atau teknologi stealth
Jadi bisa dibayangkan seandainya PT. Dirgantara Indonesia dilibatkan dalam pembuatan pesawat tempur ini maka akan ada penguasaan teknologi kedirgantaraan baru paling tidak untuk pembuatan 50 pesawat tempur KFX yang akan dibeli Pemerintah Indonesia nantinya dari keikutsertaannya membiayai proyek ini. Penguasaan teknologi baru di bidang pembuatan pesawat tempur generasi 4,5 ini dapat menjadi modal dasar bagi PT. Dirgantara Indonesia untuk membuat pesawat tempur sendiri kelak dikemudian hari.
Jadi untuk teknologi PT DI memang belum mampu untuk membuat secara mandiri. Selain ini butuh modal besar untuk melakukan riset sendiri namun jika besama korea maka teknologi kita akan dapatkan dengan sendirinya dan kelak dapat dikembangkan lagi untuk membuat pesawat tempur ciptaan sendiri.
Penutup:
Artikel ini hanya sekedar sebuah berita. Perihal integritas, klarifikasi pro kontra dan permasalahan dalam internal PT.DI itu sendiri adalah sebuah wacana yang berbeda.
Penutup:
Artikel ini hanya sekedar sebuah berita. Perihal integritas, klarifikasi pro kontra dan permasalahan dalam internal PT.DI itu sendiri adalah sebuah wacana yang berbeda.
Silahkan baca artikel menarik lainnya :
N-250 pesawat pertama buatan Indonesia
UPDATE BERITA TERBARU PESAWAT KFX INDONESIA - TAHUN 2017
UPDATE BERITA TERBARU PESAWAT KFX INDONESIA - TAHUN 2017
Kini Indonesia hendak masuk deretan negara elite pembuat pesawat tempur
tersebut. Tak tanggung-tanggung, Indonesia bekerja sama dengan Korea Selatan
akan menciptakan jet tempur generasi 4,5 dengan kemampuan hampir setara dengan
pesawat tempur siluman (stealth fighter) generasi 5.
Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KF-X/IF-X)
direncanakan bakal menandingi kehebatan Dassault Rafale produksi Perancis,
Eurofighter Typhoon buatan konsorsium Eropa, F/A-18 Super Hornet dan F-16
Fighting Falcon asal AS, serta Sukhoi Su-30 buatan Rusia.
Untuk merealisasikan pesawat tempur idaman kedua negara, Indonesia
menyumbang 20 persen pembiayaan, sedangkan 80 persen anggaran berasal dari
Korea Selatan. Format international joint development ini dipilih untuk mengurangi
risiko finansial maupun pengembangan proyek.
Pengerjaan jet tempur KF-X/IF-X akan dipusatkan di Sacheon, Provinsi
Gyeongsang Selatan, Korea Selatan –kota yang menjadi lokasi markas dan pabrik
utama Korea Aerospace Industries.
Sebanyak 200 insinyur Indonesia secara bertahap berangkat ke Sacheon
selama satu-dua tahun ini. Mula-mula mereka akan merancang desain pesawat. Para
insinyur itu juga akan ikut mendesain seluruh komponen pesawat.
Dari total pekerja kedua negara yang terlibat pembuatan KF-X/IF-X, 30
persen lebih berasal dari Indonesia dan mayoritas sisanya dari Korea Selatan.
Ini pula alasan pembuatan pesawat dipusatkan di Sacheon, bukan di Indonesia.
Proporsi 30 persen lebih insinyur Indonesia yang terlibat pengerjaan
KF-X/IF-X itu sesungguhnya bertambah dari jumlah semula sebanyak 20 persen.
Penambahan pekerja Indonesia itu terjadi seiring berjalannya waktu penggarapan.
itu menandakan insinyur Indonesia diperhitungkan Korea. Bahkan ada
paket pekerjaan yang satu teknologinya hanya dimiliki orang Indonesia. Dia
doktor dari ITB (Institut Teknologi Bandung), satu-satunya yang memiliki
kemampuan inlight design. Jadi Korea tak memandang enteng Indonesia.
Diperkirakan Jadi dan Dijual Massal di Indonesia Tahun 2022
Menurut anggaran, pembiayaan dari pesawat tempur KFX/IFX ini ditanggung
60% oleh Korea Selatan dan 40% oleh Indonesia. Rencana pembuatan pesawat tempur
ini mulai diresmikan pada tahun 2010, dan sempat dihentikan karena berbagai
sebab.
Namun pada tahun 2013, pengembangan pesawat tempur ini mulai dibuka
lagi. Bahkan perkembangannya menjadi lebih cepat dan progresif. Rencananya,
pesawat tempur ini akan jadi pada tahun 2020. Dan untuk pertama kali nanti
Korea Selatan sebagai kepala proyek akan meluncurkannya di negaranya sendiri
dulu.
Baru pada tahun 2022 nanti, pesawat KFX/IFX ini akan mulai diluncurkan
dan diperbanyak di Indonesia sendiri. Rencananya, dalam proyek bersama ini,
Korea Selatan akan mendapat 150 unit dan Indonesia mendapat 50 unit.