--> Skip to main content

Kolom iklan

Kisah Sukses Tri Sumono Mantan Office Boy Gramedia

Kesuksesan tidak tergantung pendidikan, umur dan keturunan. Kesuksesan diraih dengan niat dan jiwa pantang menyerah. Banyak sekali contoh pengusaha sukses yang tidak berpendidikan tinggi tapi sukses di bisnisnya. Misalnya saja adalah Tri Sumono. Profil pengusaha sukses yang berangkat dari nol besar. Dia hanya bermodal tekad besar dan selalu bekerja sungguh-sungguh apapun pekerjaannya. Inilah kisah sukses Tri Sumono Mantan Office Boy Gramedia. Kegigihannya dalam bekerja dan merintis karir selalu menggugah orang-orang di sekitarnya untuk simpatik padanya. Dan inilah kisahnya.

kisah pengusaha sukses tri sumono dulu tukang sapu

Siapakah Tri Sumono?

Mungkin kita belum begitu mengenal sosok seorang Tri Sumono. Dia adalah seorang pengusaha yang sukses yang mengelola banyak cabang usaha dan memiliki omset ratusan juta per bulan. Beberapa bidang usahanya adalah produksi kopi jahe sachet, toko sembako, peternakan burung, dan pertanian padi dan jahe. Bagaimana Tri bisa menjadi seorang pengusaha sukses seperti sekarang ini?

Kisah Perjalanan Hidup Tri Sumono 
Sebelum menjadi seorang pengusaha, dulunya Tri Sumono pernah berprofesi sebagai kuli dan tukang sapu. Dia mengawali usahanya dengan menjadi seorang pedagang aksesori kaki lima. Kerja keras yang dilakukannya membuat usahanya semakin berkembang dari hari ke hari.

Seiring berkembangnya usahanya, dia mencoba berbagai jenis usaha lainnya, sampai jasa penyediaan alat tulis kantor (ATK), franchise produk Ice Cream Campina, hingga berbisnis properti. Dari berbagai jenis bisnis yang dijalankannya tersebut Tri bisa mendapat omzet hingga Rp 500 juta per bulan.

Dulu, Tri hanya bermodalkan nekat untuk mengadu nasib ke kota Jakarta dengan membawa ijazah SMA dan tidak memiliki keahlian khusus. Untuk bertahan hidup di Jakarta, dia mau mengerjakan apa saja. Tri pernah menjadi kuli bangunan dan pekerja kasar lainnya hanya untuk bertahan hidup. Kemudian dia mendapat tawaran kerja menjadi tukang sapu di kantor Kompas Gramedia, Tri langsung mengambil kesempatan itu karena dia menganggap pekerjaan itu lebih mudah.

Karirnyapun semakin meningkat menjadi office boy karena kinerjanya dianggap sangat baik. Berawal dari situ, kemudian karirnya meningkat lagi menjadi tim marketing dan penanggung jawab gudang. Sampai akhirnya dia mencoba membuka usaha sendiri dengan berjualan aksesoris di stadiun Gelora Bung Karno. Dengan bermodalkan uang Rp 100.000,- dia menjual berbagai aksesoris seperti jepit rambut, gelang, dan lain-lain.

Tri menyadari bahwa gajinya sebagai karyawan kurang menjanjikan karena pas-pasan. Dia mengumpulkan modal untuk membuka usaha yang lebih besar dengan cara rutin berjualan di gelora Bung Karno setiap hari sabtu dan minggu. Setelah bekerja keras selama 2 tahun, akhirnya modalnya sudah terkumpul cukup banyak.


Tahun 1997, Tri akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya di kantor dan fokus untuk menjalankan usahanya. Dari modal yang dikumpulkannya, Tri mampu membeli sebuah kios di Graha Cijantung dan menjual aksesoris di sana. Penjualannya ternyata meningkat pesat dan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. Dari sana, Tri mulai menjalankan bisnis yang lain, dari bisnis sari kelapa hingga bisnis yang lainnya. Dan semua bisnis yang dijalankannya berjalan dengan baik berkat kerja keras Tri Sumono. 

Semoga kisah singkat Tri Sumono ini bisa memotivasi kita semua.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.