Cupriavidus metallidurans, Bakteri Yang Memproduksi Emas
Bisnis emas memang tidak ada matinye. Begitu kata sobat
admin ketika bertemu beberapa hari yang lalu. Tertarik dengan bisnis emas
akhirnya ketika browsing mendapat kabar baru dari dailymail.com bahwa ada
bakteri yang dapat memproduksi emas 24 karat.
Nama Bakterinya adalah Cupriavidus metallidurans. Cupriavidus
metallidurans, Bakteri Yang memproduksi emas ini berasal dari kotoran yang
dikeluarkannya. Konsepnya hamper mirip dengan proses kopi luwak. Bahan bakunya
alias makanan si bakteri ini berasal dari limbah zat kimia beracun. Sudah
saatnya kita memiliki peliharaan baru kawan selain burung dan kucing di
rumah..hehe.
Ilmu pengetahuan selalu maju dan berkembang seiring rasa
keingin tahuan manusia yang tidak pernah ada habisnya. Begitu pula dengan ilmu
kimia modern, menjadi cikal bakal: bagaimana mengubah elemen biasa menjadi emas
yang berharga. Melalui zat mitos yang disebut batu filosof (philosopher’s
stone), juga diyakini menjadi obat mujarab yang menyembuhkan penyakit dan
memberi iming-iming kehidupan abadi.
Untuk tujuan yang pertama, saat ini para peneliti mengklaim
menemukan bakteri yang mendekati dengan batu filosof yang sudah lama jadi
incaran. Bakteri ini mampu mengubah sebuah senyawa kimia beracun yang ditemukan
di alam, menjadi sebuah material padat, solid: emas 24 karat. Bakteri Yang memproduksi emas, Cupriavidus metallidurans.
Kunci mendapatkan emas tidak dengan cara menambang adalah
sebuah bakteri. Tim dari Michigan State University menemukan, bakteri yang
toleran pada logam, Cupriavidus metallidurans, ternyata dapat tumbuh dalam
konsentrasi besar zat kimia beracun - klorida emas (gold chloride), yang mematikan bagi makhluk
yang lain.
Lebih jauh lagi, para ilmuwan menguak, makhluk sangat kecil
itu mampu mengubah zat beracun klorida emas untuk memproduksi gumpalan emas.
Atau dengan kata lain, bakteri itu makan racun lalu mengeluarkan
"kotoran" berupa emas murni.
"Ini adalah alkimia mikroba, mengubah emas dari sesuatu
yang tidak bernilai, menjadi logam mulia padat yang berharga," kata Kazem
Kashefi, assistant professor mikrobiologi dan genetika molekuler, seperti
dimuat Daily Mail, Sabtu (6/10).
Cupriavidus metallidurans, Bakteri yang memproduksi emas |
Kashefi dan Adam Brown - associate professor seni elektronik
dan intermedia di universitas yang sama-- menemukan, Cupriavidus metallidurans
dapat tumbuh dalam konsentrasi besar klorida emas, senyawa kimia beracun yang
ditemukan di alam, yang sering juga disebut "emas cair".
Mereka juga menemukan, bakteri tersebut setidaknya 25 kali
lebih kuat dari yang diduga sebelumnya.
Untuk menunjukkan bagaimana cara kerja bakteri itu, kedua
ilmuwan membuat sebuah laboratorium portabel, sebuah seni instalasi, yang diberi nama, "The Great Work of the
Metal Lover" --"karya agung pemuja logam", yang merupakan
kombinasi dari bioteknologi, seni, dan alkimia.
Laboratorium portabel itu disusun dari perangkat berlapis
emas 24 karat, kaca bioreaktor yang berisi bakteri. Ukurannya yang relatif
kecil memungkinkan ilmuwan memamerkan cara menghasilkan emas di depan banyak
orang.
Lantas, bagaimana emas bisa dihasilkan?
Brown dan Kashefi mengumpan bakteri Cupriavidus
metallidurans dengan klorida emas dengan jumlah besar, meniru proses yang
mereka yakini terjadi di alam. Butuh waktu selama sekitar sepekan, agar bakteri
tersebut memetabolis racun dan akhirnya memproduksi bongkahan emas.
Menurut Brown, instalasi "The Great Work of the Metal
Lover" intinya bagaimana memanfaatkan sistem kehidupan sebagai sarana
sebuah eksplorasi artistik. "Ini
adalah neo-alkimia. Setiap bagian, setiap detail proyek adalah persilangan
antara mikrobiologi modern dan alkimia," kata Brown."
Sebagai seorang seniman, aku ingin menciptakan sebuah
fenomena. Seni punya kemampuan untuk mendorong sebuah penyelidikan
ilmiah."
Tapi, jangan terlalu bersemangat dengan temuan ini. Sama
sekali ini bukan "penangkal" harga emas yang makin meroket akhir-akhir
ini.
Meski kedengarannya menarik, biaya yang dibutuhkan untuk
mereproduksi eksperimen mereka dalam skala yang lebih luas, luar biasa mahal.
Tak hanya itu, kesuksesan menciptakan emas menimbulkan banyak pertanyaan:
tentang dampak ekonomi dan sosial, etika yang berkaitan dengan ilmu dan
rekayasa alam. Juga tentang akibatnya pada keserakahan manusia.
Instalasi "The Great Work of the Metal Lover"
telah mendapat penghargaan dalam kompetisi, Prix Ars Electronica, di Austria.
Di negeri itu, ia juga dipamerkan hingga 7 Oktober mendatang.
Begitulah kabar terakhir yang admin dengar kawan, mungkin dikemudian hari kita akan mendengar lagi tentang kabar Cupriavidus metallidurans, Bakteri yang memproduksi emas ini atau mungkin emas batangnnya akan kita jumpai di pasaran bersertifikat Antam.. hehe.
sumber berita: www.dailymail.com