Modifikasi Sepeda Motor Berbahan Bakar Elpiji
Pernah mendengar Sepeda motor Berbahan bakar Gas alias
Elpiji? Ternyata modifikasi sepeda motor berbahan bakar elpiji untuk sebagian
masyarakat cukup di gemari. Misalnya saja di Pandeglang, Banten, Beberapa
tukang ojek memodifikasi sepeda motornya yang asalnya memakai BBM Premium
menjadi berbahan bakar elpiji. Bagi anda
yang tertarik ingin melihat rancangan modifikasi Sepeda motor Berbahan bakar
elpiji bisa mempelajarinya di bawah ini. Mofifikasi ini di-klaim irit karena
pemakaian bisa sepekan (pemakaian 300-400 km).
Oya bagi anda yang sekarang sekarang ini pernah mengunjungi
Kota Pandeglang mungkin akan melihat Sepeda motor ber-elpiji ini di Pasar
Panimbang, Pandeglang.
Sepeda Motor Berbahan Bakar Gas Lebih Irit...
Memang, dengan elpiji ukuran tabung 3 kilogram seharga Rp 15
ribu, motor bisa menempuh jarak antara 300 hingga 400 kilometer atau sekitar
sepekan pemakaian tukang ojek. Dibanding menggunakan premium, mereka memerlukan
dua liter bensin seharga Rp 10.000 untuk satu hari saja.
Pemasangan tabung elpiji pada motor mirip dengan penggunaan
tabung pada kompor untuk memasak. Gas dari tabung dialirkan melalui selang ke
karburator motor dengan alat buka tutup tekanan gas di antara keduanya. Untuk
menghidupkan motor, pemilik harus menginjak starter manual.
Ide ini berawal dari pemikiran kreatif sekelompok pemuda
yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Sehat (GPS) di Panimbang, Pandeglang.
Gas elpiji disulap menjadi pengganti solar dan premium atau
petramax yang selama ini menjadi bahan bakar kendaraan rakyat.
Mereka adalah tim riset dari Gerakan Pemuda Sehat Jakarta
yang melakukan penelitian di Panimbang, Pandeglang yang telah melakukan
experimen sejak sepekan lalu. Objek penelitian adalah tukang ojek yang biasa
mangkal di Pasar Panimbang dan sekitarnya.
Sepeda motor berbahan bakar Gas - Model Gas di depan |
Tim terdiri dari enam orang yang melakukan riset di
Panimbang sejak satu pekan lalu untuk mengganti penggunaan BBM ke gas elpiji
sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Gas elpiji, yang secara umum diketahui
masyarakat untuk memasak di dapur atau proses pembakaran lain. Di tangan para
pemuda kreatif ini berubah fungsi menjadi pengganti BBM.
Secara mekanis, penggunaan gas elpiji untuk bahan bakar itu
sama seperti premium pada umumnya. Tidak terlalu banyak modifikasi yang dilakukan
agar sepeda motor bisa berjalan. Hanya dilakukan perubahan di bagian karburator
untuk menjadikan gas menjadi bahan bakar sehingga sepeda motor bisa berjalan.
Sementara, posisi gas elpiji tiga kilogram dipasang di jok bagian belakang dan
menggunakan slang untuk menyambung ke karburator.
“Secara mekanis sama saja seperti penggunaan bensin, hanya
yang digunakan gas. Bahkan, ini akan semakin irit karena dengan gas 3 kilogram,
bisa menempuh jarak sejauh 350 kilometer. Ini tentu sangat irit bila dibandingkan
dengan menggunakan BBM,” ungkap Hoyir Saepudin, tim peneliti yang juga
Sekretaris Jenderal GPS.
Lanjut Hoyir, tidak perlu banyak biaya yang dikeluarkan
untuk menggunakan temuan alternatif tersebut. Peralatan yang dibutuhkan hanya
tabung gas elpiji ukuran tiga kilogram, selang regulator dan sedikit modifikasi
di bagian karburator. “Biaya tidak sampai Rp200 ribu dan pemasangannya juga
sangat mudah,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Hoyir menjamin penggunaan bahan bakar
gas pada sepeda motor dijamin tidak akan merusak mesin. Bahkan, dia memastikan
mesin kendaraan semakin awet. Tak hanya itu, biaya service motor juga akan
lebih irit karena tingkat kerusakan mesin bisa ditekan.
Gambar Diagram Konversi BBM ke Gas Elpiji
Rancangan modifikasi sepeda motor berbahan bakar gas elpiji |
Soal kemungkinan gas meledak?
Hoyir menyatakan tak perlu
khawatir, sebab gas bersifat cair dan akan mudah memuai di ruang terbuka. Jadi,
amat sulit bagi api menyambar gas yang meledak di ruang bebas. Karenanya,
resiko kebakaran akan sangat kecil terjadi.
Dalam kesempatan itu, Ketua Umum GPS, Taufan EN Rotorasiko
menyatakan bahwa temuan tersebut sebenarnya bukan hal baru. Namun kembali
mencuat setelah rencana kenaikan BBM. “Alhamdulillah setelah dilakukan riset
akhirnya empat motor ojek bisa digunakan gas elpiji sebagai pengganti bensin,”
kata, Taufan.
Dikatakan Taufan, karena sangat sederhana, masyarakat bisa
dengan mudah meniru rakitan tersebut tanpa harus dilakukan oleh tim ahli.
Sebab, dengan meniru motor ojek milik warga Panimbang, masyarakat biasa yang
tak ahli perakitan otomotif juga bisa menirunya.
“Kami hanya menemukan ide saja dan bila ada masyarakat yang
ingin menggunakannya tinggal mencontoh yang sudah ada. Ini bisa dijadikan
alternatif, apalagi dengan kenaikan harga BBM bakal mencekik perekonomian
masyarakat,” terangnya.
Dikatakan Taufan, pihaknya juga akan melakukan riset serupa
dalam waktu dekat ini, namun objek kendaraan yang diteliti adalah perahu
nelayan. “Tiga bulan lagi kami akan melakukan riset terhadap perahu nelayan agar
bisa menggunakan gas,” imbuhnya.
Sementara itu,Juhri, salah seorang ojek yang telah
menggunakan bahan bakar gas mengungkapkan, awalnya tidak percaya jika gas
elpiji bisa digunakan untuk pengganti premium atau bensin. Namun karena telah
diberikan penjelasan dari tim riset GPS, akhirnya ia menyanggupi untuk
menggunakan gas sebagai pengganti BBM.
Menurutnya, ada beberapa keuntungan setelah menggunakan gas,
yakni efisiensi penggunaan bahan bakar dan juga kondisi mesin sepeda motor
menjadi lebih stabil. “Saya sudah pakai ini (gas elpiji, red) sejak akhir pekan
lalu, ternyata selain lebih irit dan juga tarikan mesin lebih enteng,” ujar
dia.
Diceritakan Juhri, sebelum menggunakan gas elpiji sebagai
bahan bakar, ia mengaku biasa menghabiskan Rp15 ribu untuk membeli premium.
Namun setelah beralih menggunakan elpiji, bisa menghemat pengeluaran hingga
tiga kali lipat. Sebab, dengan 3 kilogram tabung gas bisa untuk perjalanan 350
kilometer.
Selain itu, kata dia, menggunakan bahan bakar gas elpiji
untuk sepeda motor juga dinilai cukup baik untuk mesin sehingga umurnya bisa
lebih awet. “Hari pertama saya pakai gas elpiji banyak orang yang nyangka saya
jualan baso, namun setelah saya terangkan mereka tertawa karena aneh,” katanya
sambil tersenyum.
Hal senada juga diamini Ahmad, pengojek lainnya yang
menggunakan elpiji sebagai bahan bakar. “Jadi saya rasa teman-teman ojek atau
masyarakat lainnya bisa mengikuti konversi BBM ke gas,” ujarnya.
Namun katanya, penggunaan gas elpiji sebagai bahan bakar
tidak sesuai Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK). “Saya pernah ditegur polisi
karena pakai bahan bakar gas. Katanya motor itu harus pakai bensin,” ungkap
Ahmad, menuturkan ucapan polisi. Hahaha.. Polisi minta jatah tuhh mang.. ^^
sumber: vivanews