--> Skip to main content

Kolom iklan

Dukun ‘Laptop’ Bali Buat Bule Kagum Berat

Keahlian seseorang kadang berbanding terbalik dengan penampilannya. Makanya Istilah “Don’t judge the book by cover’ kadang berlaku di dunia nyata. Ini adalah salah satu contoh kisahnya. Kisah nyata Dukup ‘Laptop’ Bali buat bule kagum berat. Sang Bule Gideon Bosker semula meremehkan kemampuan orang Indonesia. Penampilan Dukun laptop yang kucel membuatnya ragu. Inilah kisah nyata dukup laptop Bali dengan Gideon Busker.

dukup laptop Bali dengan Gideon Busker
Gideon Bosker

Diungkapkan Bosker, dirinya sangat jarang menemukan orang Indonesia dengan skill atau kemampuan yang mampu menyamai orang di negera asalnya, Amerika Serikat. Keyakinan yang tetap saja berconkol di hatinya bahkan saat Ia berlibur di Bali, namun Bosker akhirnya mengubah cara pandanganya terhadap orang Indonesia, hal ini diungkapkan dirinya di kolom Frequent Flier di situs The New York Times .

Ketika berlibur ke Bali, Bosker yang seorang dokter ini membawa laptopnya. Tapi laptop yang sebelumnya baik-baik saja, tiba-tiba menjadi rusak saat ia tiba di Bali. Laptop yang sedianya digunakan untuk bekerja ini, tak bisa lagi digunakan. Bosker pun kebingungan, ditambah ada beberapa pekerjaan yang harus ia selesaikan dengan laptopnya. Penyelesaian pertama yang terpikir oleh Bosker tentu adalah mengembalikan laptop ini ke service center tempat ia membeli laptop yang berlokasi di AS. Ia pun mempertimbangkan membeli laptop baru di Bali. Ia pun berbincang-bincang dengan staff front desk hotel tempatnya menginap.

Ketika ia menceritakan masalah laptopnya, sang petugas menyarankan untuk membawa laptop bermasalah tersebut ke tukang reparasi yang Ia kenal. Bosker semula ragu bahwa sang tukang reparasi bisa membetulkan laptopnya, apalagi ini Bali. Tempat yang tak memiliki fasilitas teknologi seperti AS. Apalagi, ketika Ia bersama petugas hotel menemui tukang reparasi ini, lokasi reparasi berada di perumahan terpencil. Setiba di lokasi sang dukun reparasi, lokasi ini pun sekaligus toko komputer. Pramuniaga pun membawa Bosker ke tukang reparasi. Berhadapan dengan sang tukang, Bosker sedikit ragu untuk menyerahkan laptopnya.

Dirinya bahkan menanyakan pada sang tukang reparasi apakah bisa memperbaiki laptopnya, yang dijawab hanya dengan senyum oleh tukang reparasi tersebut. Tukang reparasi yang masih remaja ini pun, memulai memeriksa laptopnya. Keheranan dan keraguan Bosker semakin kuat, saat tukang reparasi tak menggunakan alat mutakhir untuk itu. Pemuda ini hanya melakukan beberapa pengetukan di bagian-bagian laptopnya dan mendengarkan suara yang dihasilkan dengan seksama. Hal yang mengingatkan Bosker pada dirinya saat memeriksa pasien pneumonia. Sang dukun laptop pun menanyakan apakah benar masalah laptopnya adalah tak bisa booting, yang langsung diiyakan oleh Bosker.

Tak lama, sang dukun telah mempreteli bagian belakang laptopnya. Sejurus kemudian ia langsung tekun membetulkan beberapa kabel dan sambungan di dalamnya. Hanya sesaat sebelum tutup belakang laptop telah dikembalikan seperti semula, dan hal yang aneh terjadi. Laptop Bosker yang semula tak bisa bekerja, kini telah baik kembali seperti sedia kala. Bosker yang merasa senang pun bahkan rela membayar berapapun untuk sang pemuda, namun dukun laptop ini hanya mengenakan tarif 20 ribu saja untuk jasanya memperbaiki laptop Bosker.

Hingga saat ini, bosker masih mengaku heran serta kagum dengan keajaiban sang dukun laptop tersebut. Metode reparasi yang seperti tak ada sangkut pautnya dengan reparasi laptop tapi seperti sulap bisa membetulkan laptop miliknya. Sejak bertemu sang dukun laptop lah, Bosker tak lagi menganggap remeh orang lain, terutama orang Indonesia.

"Namun yang lebih penting adalah saya mempelajari bahwa kadang Anda tak bisa mengendalikan apapun. Kadang Anda harus menaruh kepercayaan bahkan ke orang yang sepertinya tidak bisa," tulisnya.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.