Sejarah Kelam Tradisi Panjat Pinang
Setiap Tujuh belas agustus seringkali kita merayakannya dengan
berbagai macam perlombaan. Salahsatunya adalah Lomba panjat pinang. Seru
memang, dimana banyak orang berlomba-lomba berebut hadiah di ujung batang
pinang. Tahukah kawan? ternyata ada Sejarah kelam Tradisi panjat pinang di masa
penjajahan. Sejarah Tradisi panjat pinang ini sebenarnya suatu penghinaan bagi
bangsa Indonesia. Tapi ini kembali terserah pada cara pandang masing-masing
pembaca.
Permainan Panjat Pinang, semua rakyat Indonesia pasti tahu
dengan kegiatan ini, di setiap 17 Agustus selalu di adakan, katanya untuk
memperingati semangat kemerdekaan para pahlawan. Namun ternyata ada sisi kelam
dari sejarah panjat pinang di Indonesia ini. Jika kamu pernah nonton Sinetron
Para Pencari Tuhan karya Deddy Mizwar, ada satu adegan dimana, salah seorang
tokoh ingin mengadakan acara Agustusan, ada yang mengusulkan Panjat Pinang,
tapi di tolak mentah mentah dengan alasan, Panjat Pinang sebenarnya adalah
hiburan orang orang Belanda ketika menjajah Bangsa Indonesia.
Tapi ada juga sebagian orang yang mencoba mengambil sisi
positif dari lomba panjat pinang ini, misalnya sisi kerja sama tim untuk
mencapai kemerdekaan (dilambangkan bendera di atas tiang), simbol meraih
perjuangan dll. Hal ini penulis kembalikan pada persepsi para pembaca.
Kutipan dari Wikipedia
Panjat pinang berasal dari zaman penjajahan Belanda dulu.
lomba panjat pinang diadakan oleh orang Belanda jika sedang mengadakan acara
besar seperti hajatan, pernikahan, dan lain-lain.yang mengikuti lomba ini
adalah orang-orang pribumi. Hadiah yang diperebutkan biasanya bahan makanan
seperti keju, gula, serta pakaian seperti kemeja, maklum karena dikalangan
pribumi barang-barang seperti ini termasuk mewah. sementara orang pribumi
bersusah payah untuk memperebutkan hadiah, para orang-orang Belanda menonton sambil
tertawa. tata cara permainan ini belum berubah sejak dulu.
Bisa dibayangkan kondisi pada masa penjajahan, sementara
warga negara Indonesia bersusah payah dengan berlumuran keringat, para Penjajah
Belanda dan keluarganya tertawa terbahak bahak melihat penderitaan Bangsa
Indonesia. Dan mungkin saat ini, ketika perayaan 17 Agustus, mereka masih
tertawa terbahak bahak, menyaksikan bahwa budaya yang mereka buat dengan tujuan
melecehkan Bangsa Indonesia, ternyata justru di lestarikan.
Dan saat ini bentuk permainan ini masih bertahan hingga
sekarang, ada pihak yang tidak mempermasalahkan sejarah permainan ini, tapi ada
juga yang tidak setuju dengan budaya ini. Jika sejarah panjat pinang begitu
menyakitkan mengapa harus di lestarikan.