Madura dan Kebiasaan Unik Masyarakatnya
Kebiasaan Unik Orang Madura - Mendengar kata Madura pasti akan tersirat
tukang sate dengan sate maduranya atau bahkan akan langsung teringat pada
senjatanya yang unik yaitu celurit. Bicara perihal Madura sebagai daerah yang merupakan
provinsi tersendiri ternyata memiliki kebudayaan yang menarik. Madura dan
kebiasaan unik masyarakatnya ada yang bisa menjadi teladan yang baik meskipun
memiliki tabiat yang keras di mata suku yang lain.
Madura juga merupakan daerah wisata alam yang menarik untuk dikunjungi.
Keunikan masyarakatnya dan juga tempat-tempat wisatanya yang bagus dan layak
untuk dikunjungi, sampai deretan kebudayaan mereka yang khas. Tapi, yang paling
menarik dari Madura sudah tentu kebiasaan-kebiasaan masyarakatnya yang unik,
dan beberapa dari itu jadi satu-satunya di negeri ini.
Nah, berikut adalah deretan kebiasaan orang Madura yang mungkin akan
membuat kita terheran-heran tapi juga takjub.
1. Kebiasaan Menikah Muda di Madura
Menikah muda di Madura adalah hal yang sangat biasa. Kamu tak perlu
terkejut ketika tahu rata-rata muda-mudi di sana yang usianya masih belasan
tahun sudah banyak yang menikah. BKKBN memang menyarankan umur tertentu sebagai
patokan untuk usia pernikahan. Namun hal ini bukan jadi penghalang bagi
orangtua-orangtua di sana untuk menikahkan anaknya yang masih belia itu.
Rata-rata, gadis di Madura sudah bisa dipinang ketika menginjak usia 14
tahun. Orangtua si gadis pun takkan keberatan menikahkan anaknya jika si calon
mantu jika sudah sesuai dengan kriterianya. Orang-orang Madura beranggapan jika
hal ini akan mampu membuat anak-anaknya terhindar dari dosa, serta bisa
mengurangi beban orangtua.
2. Tradisi Carok Masih Bergaung
Orang Madura dikenal dengan watak mereka yang keras dan punya harga
diri tinggi. Makanya, ketika menyelesaikan masalah, mereka kadang memilih cara
yang keras pula. Salah satunya adalah dengan carok atau istilah lainnya duel
sampai mati dengan menggunakan senjata tajam, biasanya celurit.
Orang-orang Madura sendiri punya falsafah yang sudah mendarah daging.
“Lebbi bagus pote tollang, atembang pote mata” yang artinya lebih baik mati
daripada malu. Makanya, mereka akan melakukan apa pun ketika merasa harga
dirinya diinjak-injak atau diperlakukan tak adil.
3. Penggunaan Bahasa Multi Level dan Dialek yang Berbeda
Kita mengenal bahasa multi level sebagai ciri khas Jawa. Siapa sangka
ternyata Madura juga punya hal yang semacam ini. Di Jawa ada yang namanya
‘Ngoko’, ‘Krama, dan ‘Krama Inggil’, maka di Madura kita juga mengenal sistem
yang sama namun beda istilah. ‘Ja’-iya’, ‘Engghi-Enthen’, dan juga
‘Engghi-Bunthen’. Penggunaan bahasa multi level ini sama persis seperti yang
ada di Jawa, kosa kata berubah tergantung siapa yang kita ajak bicara.
Keunikan lain soal bahasa, orang-orang Madura juga punya dialek
kedaerahan sendiri, sama seperti Mandarin. Di Madura akan ada dialek Bangkalan,
Pamekasan, Sumenep, Bawean, Sampang, dan juga Sapudi yang masing-masing
memiliki kekhasan sendiri. Namun yang lebih sering dipakai sebagai acuan adalah
Sumenep karena faktor kebiasaan raja-raja Madura dulu.
4. Orang Madura Sangat Patuh Terhadap Kyai-nya
Hal yang patut kita apresiasi tentang orang Madura adalah tingkat
relijius mereka yang tinggi. Madura mayoritas beragama Islam dengan bukti
banyaknya masjid serta pusat-pusat pembelajaran agama atau pondok di sini. Di
Sumenep sendiri, ada sekitar 230 an pondok yang tersebar dari kota sampai
pelosok. Makanya, orang Madura selalu dicirikan dengan label pesantren mereka.
Hampir semua orang Madura belajar di pesantren. Sehingga tak heran jika
mereka begitu menghormati para kyai dan ustadnya. Bahkan ada sebuah jargon unik
tentang ini, orang-orang Madura sejahat apa pun pasti akan sangat patuh dengan
kyai-nya. Hal ini bisa dibilang adalah sesuatu yang bagus karena hormat kepada
guru mencerminkan adab yang baik. Terlebih lagi, berkat para guru pula
seseorang bisa mengenal ilmu dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
5. Tujuan Hidup Semua Orang Madura Sama, Berhaji
Kita tahu bagaimana uletnya orang-orang Madura dalam melakukan usaha.
Entah ketika bekerja, berdagang dan sebagainya. Tujuan mereka sendiri rata-rata
hanya satu. Ya, bisa mengumpulkan uang untuk kemudian dipakai berhaji ke tanah
suci.
Bagi orang Islam, berhaji memang jadi penyempurna ibadah. Hal ini pula
yang jadi alasan orang Madura sebisa mungkin harus berangkat haji. Namun,
kadang mereka seringnya terlalu memaksakan diri. Meskipun tahu kondisi
finansialnya belum memungkinkan, orang-orang Madura akan maksa agar bisa ke
tanah suci. Satu lagi, predikat haji di sana juga jadi kebanggaan tersendiri.
6. Madura dan Magis?
Meskipun sangat Islami, namun kebanyakan orang Madura masih percaya
akan hal-hal berbau magis. Ya, hal ini bisa diketahui dari ritual-ritual yang
masih mereka lakukan di era kekinian seperti sekarang. Salah satunya Rokat
Tasse.
Rokat Tasse umumnya dilakukan oleh masyarakat pesisir sebagai selamatan
atau menghormat kepada si penguasa laut. Tujuannya sendiri adalah untuk
memberikan keselamatan dan juga hasil ikan yang melimpah. Ritual ini juga ada
di beberapa tempat lain di Indonesia. Dilihat dari prosesi dan tujuan, Rokat
Tasse tak jauh beda dari Petik Laut atau Larung Sesaji.
7. Kebiasaan Membalas Amplop Nikahan Dengan Jumlah yang Sama
Ketika ada teman atau saudara yang menikah, maka sudah jadi hal yang
lazim bagi kita untuk memberikan semacam amplop berisi uang. Di Madura hal ini
juga ada, hanya saja mereka punya aturan unik sendiri yang bisa dibilang cukup
aneh.
Seusai resepsi, keluarga mempelai akan sibuk mencatat nama dan jumlah
uang yang ada di semua amplop. Tujuannya, agar nantinya ketika si pemberi
amplop ada hajatan maka si penerima akan membalasnya dengan jumlah uang yang
sama. Ini sudah jadi kebiasaan di sana, dan ketika tidak membalas dengan jumlah
yang serupa, maka biasanya akan jadi masalah. Makanya, tak perlu terkejut
ketika orang-orang Madura kondangan dengan memberikan uang sejuta dua juta.
Pasalnya, si penerima nanti berkewajiban mengembalikan ini. Ya, sama seperti
arisan begitu.
Begitulah kebiasaan orang Madura, unik dan bikin kita bertanya-tanya.
Terlepas dari keanehan dan keganjilannya, kita harus paham jika masing-masing
tempat punya kebiasaan unik sendiri. Jadi, tak perlu merasa risih atau menunjukkan
rasa tak suka. Saling menghormati, biarkan budaya berjalan di tempatnya
masing-masing, Inilah Kebiasaan Unik orang Madura.