Foto Sadis Menguliti Monyet Di Facebook Siswa SMA Wungu Madiun
Foto sadis Menguliti Monyet – Facebook memang media sosial
terbesar di dunia dan tentunya banyak netizen yang ingin eksis di dalamnya
bahkan melakukan hal-hal gila demi ingin aktualisasi diri di jejaring sosial
yang satu ini. Kelakuan bejat dan sadis dengan niat ingin kelihatan wow di
Facebook dengan cara mengunggah Foto sadis menguliti monyet di Facebook siswa
SMA Wungu Madiun. Benar-benar biadab. Tentunya hal ini mendapat banyak kecaman
dan bukannya pujian atau sejuta ‘Like this” seperti harapannya. Bocah tengil
ini memang jadi terkenal tapi populer yang tentunya akan mendapat akibat buruk
dari lingkungannya. Sepertinya harus di kepret bolak-balik alay jaman sekarang
ini.
Siapa Siswa SMA Wungu Madiun Ini?
Perilaku bar-bar ditunjukkan seorang pelajar warga Kabupaten
Madiun. Di akun Facebook nya yang beralamat “Mazst Maiil” dia memajang foto
dirinya berpose dengan seekor kera yang sudah dikuliti. Tangannya pun penuh
lumuran darah.
Kontan saja gambar perilaku bar-bar ini cepat menyebar di
grup-grup Facebook dan banyak yang memberi komentar agar bocah ini diberi
hukuman. Berdasarkan penelusuran akun FB-nya, si pelaku ini masih berstatus
pelajar di SMAN Wungu.
Apa Motif Mengunggah Foto Sadis Menguliti Monyet ini?
Setelah di cari tahu apa motifnya diketahui satu
kemungkinannya yaitu katanya motig dari aksi penyiksaan dan pembantaian kera
macam ini yang diposting di FB adalah bentuk provokasi ke perguruan IKSPI /
Kera Sakti. Maklum disana perseteruan
antar perguruan silat cukup intens menurut aparat setempat.
Nah sekarang tinggal tunggu pihak berwajib untuk menyidik,
mengklarifikasi dan memberi pelajaran. Jika benar itu adalah aksi provokasi
harus ditindak tegas, bukankah wilayah Madiun sudah ikrar damai sebagai Kampung
Pesilat. Bibit provokator macam ini harus disikatt.
Sedangkan jika itu ulah iseng aja. Ya maka pelaku harus
tetap ditindak untuk memberi pelajaran ke yang lain. Bahwa iseng dan lucu bukan
dengan cara menyiksa binatang.
Penutup dari Admin :
Kalau memang ada persaingan dan adu gengsi diantara
perguruan silat alangkah lebih baiknya dilakukan secara sportif. Misalnya saja
diadakan turnamen silat antar perguruan secara fair danaman. Prestasi yang
didapat tentunya lebih positif dibandingkan dengan hanya main intimidasi lewat
penyiksaan binatang.