Kisah Sukses Singkong Crispy Buatan Aceng Kodir
Kisah Sukses Aceng Kodir - Kisah pengusaha sukses yang satu ini sangat inspiratif dan patut di
contoh. Sebuah usaha melirik satu peluang bisnis dari peluang yang telah ada
dan meningkatkan daya jual barang jadi dari bahan baku. Inilah kisah sukses
Singkong Crispy Aceng Kodir dari daerah Batu Jajar Kabupaten Bandung. Nama
Produknya Adalah Singkong Crispy dan pe,iliknya adalah Bapak Aceng Kodir. Bapak
satu ini berhasil memanfaatkan dan memaksimalkan potensi di lingkungan
sekitarnya yang awalnya banyak orang menganggap remeh, yaitu singkong. Singkong
yang awalnya nilai jualnya rendah bisa dijual dengan harga pantas setelah di
olah menjadi Singkong Crispy yang lezat dan renyah.
Profil Aceng Kodir
Aceng yang ini adalah profil pekerja keras yang berjuang sebagai
pengusaha dan memulainya dari bawah dan akhirnya sukses dalam wirausaha di
bisnis ubi kayu atau singkong. Aceng Kodir sangat bersyukur dan menganggap
singkong adalah jalan hidupnya. Sejujurnya singkong tidak disukai orang kota
dan hanya dikenal sebagai makanan orang kampung. Tapi setelah diolah makanan
olahan berbahan dasar singkong ini justru sekarang disukai orang kota yang
modern.
Singkong Crispy dan Crispy Konghui
Seperti makanan olahan berbahan singkong yang diciptakan Aceng Kodir,
warga Gang Pancatengah I, Batujajar Kabupaten Bandung Barat. Makanan olahan
yang dia namai crispy singkong dan crispy konghui itu laku keras di pasaran.
Bahkan, pria 42 tahun itu mampu meraup omzet tak kurang dari Rp 3 juta per hari
dari penjualan kedua jenis makanan tersebut. Crispy singkong dan crispy konghui
buatan Aceng merupakan makanan ringan. Crispy singkong berbahan dasar singkong,
sementara crispy konghui merupakan perpaduan antara singkong dan hui (ubi,
dalam bahasa Indonesia). Ubi yang dipilih adalah ubi berwarna ungu.
Rumah Crispy Aceng Kodir
Rumah Crispy AcengDitemui dalam acara UKM di Kampus Unpad, Jalan Dipati
Ukur, Bandung, Aceng menuturkan jika bisnisnya sudah dimulai sejak empat tahun
lalu. Ketika itu, dia merasa prihatin terhadap petani singkong yang ada di
sekitar tempat tinggalnya. Meski bertahun-tahun menanam singkong, petani tidak
pernah menikmati hasilnya lantaran harga jual singkong sangat murah, tak lebih
dari Rp 400 per kilogram.
Saya berpikir bagaimana agar petani singkong tidak terpuruk, dan yang
paling penting adalah agar mereka tetap semangat menanam singkong karena
singkongnya terjual dengan harga wajar,” ujar Aceng. Aceng pun memutar otak.
Tercetuslah ide membuat singkong crispy. Dengan modal Rp 200.000, ia membeli
beberapa kilogram singkong dari tetangga. Tak ketinggalan, bahan untuk singkong
crispy pun dibelinya, termasuk minyak goreng. Sementara alat untuk mengepres
adonan singkong agar benar-benar tipis, digunakan alat pembuatan molen.
Aceng mengaku, ketika pertama kali membuat crispy singkong, dia tidak
langsung menjualnya. Dia tawarkan produk buatannya itu kepada tetangga, dan
belakangan ke Ketua RT, RW, Kepala Desa, Camat, sampai Bupati. Dari situlah,
produknya dikenal dan disukai banyak orang. Akhirnya Aceng pun menjual crispy
singkong buatannya.
Setelah Crispy Singkong banyak yang minat, Aceng membuat Crispy
Konghui. Penganan tersebut terbuat dari singkong dan ubi ungu. Ubi didapatnya
dari daerah Jawa Timur, namun belakangan dirinya membudidayakan ubi ungu di
kampungnya.
Kedua makanan ringan buatan Aceng diterima pasar dengan baik. Bahkan
pasarnya adalah wisatawan dalam maupun luar negeri. Kedua camilan itu pun
dijual di Kartikasari dan Circle K. Sebungkus crispy singkong dijual Rp 19.000,
sedangkan crispy konghui dibanderol Rp 20.000. Satu bungkus isi bersih 250
gram.
Sehari, Aceng bisa membuat 250 bungkus crispy singkong dan crispy
konghui. Dia menjualnya Rp 12.500 per bungkus ke reseller, atau jika dihitung
omzetnya Rp 3 juta per hari. Untuk peralatan, Aceng mengaku tidak kesulitan.
Demikian pula bahan baku dan tenaga perajin. Areal perkebunan singkong
terhampar luas di daerahnya. Aceng membeli singkong dari petani Rp 1.000 per
kilogram. Sementara sejumlah tetangga menjadi pekerja pembuatan crispy singkong
dan konghui buatannya, di rumah produksi bernama Rumah Crispy.
Kisah sukses aceng kodir pemilik Rumah Crispy ini cukup inspiratif bukan? Oya ada lagi satu kisah yang mungkin ada hikmahnya yaitu Sebuah kisah potongan sisa singkong dan anak yatim.
Sumber : bisniskeuangan.kompas.com