Bisnis Itu Tanpa Tapi Tanpa Nanti, Take Action!
Bagi anda yang sudah memiliki bisnis yang sudah jalan dan sudah menghasilkan pasti akan sering mendengar beragam komentar orang, mungkin ada yang memuji-muji, wah sekarang hebat ya sudah punya bisnis, sekarang keren ya sudah banyak karyawan sendiri, sekarang sudah punya kantor sendiri, sekarang bla bla bla.. Tapi tentu anda ingat betapa pahitnya anda memulai itu dan orang lain biasanya tidak mengetahui itu. Istilahnya Bisnis itu Tanpa tapi tanpa nanti, Take Action! Dan untuk action awal ini biasanya seorang pebisnis pemula pasti berdarah-darah dengan sedikit dukungan dari orang lain. Kesuksesan bisnis adalah hasil karya anda pribadi. Misalnya saja tulisan inspiratif dari Hermas Puspito pemimpin perusahaan Ednovate di bawah ini.
Orang mungkin lihat ketika sudah enak, sudah punya bisnis, sudah punya tim karyawan seperti sekarang, ga tahu aja untuk memulai bisnis itu prosesnya ga mudah. Rasanya sulit untuk bisa berubah dari orang gajian menjadi orang yang menggaji orang lain. Yang digaji banyak lagiii. Benerann, memulai bisnis itu ga mudah, saya merancanakan punya bisnis sudah 3 tahun, baru akhirnya saya wujudkan 4 tahun lalu setelah memaksa diri untuk TAKE ACTION.
Saya bukan orang yang jago bisnis, apalagi ga pernah kepikiran memimpin banyak orang dikantor sekarang ini di Ednovate. Ga pernah kepikiran bisa punya 4000 klien yang buat web dan toko online di Webpraktis, ga pernah kepikiran pernah isi seminar didepan 3500 pengusaha. Beneran ga kepikiran.
Bahkan saya ga kepikiran bisa punya lebih dari 1200 reseller dgn 30 karyawan lebih. Yg paling bersyukur adalah byk lap kerja yg bs dbuka.
Kalau saja saat itu saya tidak mengambil keputusan untuk TAKE ACTION dari rencana saya untuk memulai bisnis, mungkin saya masih berkantor sebagai pegawai di sekitar Sudirman. Tidak pernah membantu banyak UKM belajar jualan, belajar go online, belajar bikin usaha.
Sewaktu saya akan menulis buku ke-2 saya tentang Reseller Jago Jualan, awalnya ini juga cuma rencana, sudah hampir setahun saya rencanakan agar panduan yang saya buat untuk reseller saya, saya bukukan. Saya tunda-tunda sampai ga terasa sudah setahun. Hingga bulan depan, finally buku ini akan terwujud juga.
Jujur, saya hampir terjebak jadi orang yang jago buat rencana tanpa aksi nyata, sampai pada akhirnya saya bulatkan tekad agar rencana menulis buku ini harus diwujudkan segera biar reseller saya maupun yang bukan bisa belajar caranya jualan. Kuncinya TAKE ACTION, TANPA TAPI TANPA NANTI,
Mungkin-mungkin teman-teman pernah mengalami yang saya alami juga. Sudah buat rencana panjang lebar, tinggi dan dalam hehe, tapi tetap saja rencana itu ga pernah terwujud. Saya punya banyak plan untuk memulai bisnis, tapi bertahun-tahun ga pernah saya wujudkan karena saat itu saya berpikir TAPI TAPI. Tapi kalo saya gagal gmana, tapi kalau ga ada yang beli gmana, tapi kalo bangkrut gmana, tapi, tapi,...
Waktu saya memulai bisnis, memangnya saya ga takut bangkrut? sekarang siapa sih yang mau bangkrut, cuma begini saja deh, jangan sampai kita seperti ini, belum juga dimulai udah mikirin bangkrut, belum juga menjalani udah optimis untuk bangkrut. Jadi aneh kan, mau mulai bisnis kok fokusnya ama kegagalan, belum juga menjalani kenapa malah mikirnya tentang kegagalan, kenapa ga memikirkan nanti berapa untungnya, nanti kalo jadi besar bagaimana, kan lebih enak.
Baca Juga : Bisnis itu butuh perencanaan dan Action!
Coba lihat pengusaha sukses, hampir semua mereka pernah mengalami kegagalan kok. Itu sejarah yang selalu sama yang dialami orang sukses. Semua orang sukses di dunia PERNAH GAGAL. Tapi menurut mereka kegagalan bukanlah AKHIR DARI SEGALANYA, kegagalan adalah batu loncatan, kegagalan adalah momen belajar untuk NAIK KELAS. Dari sini lah yang saya yakini, jika mereka bisa, sayapun bisa, jika saya bisa, teman-teman yang membaca ini pun bisa.
Jangan takut gagal, gagal adalah BELAJAR. Kalau belum sukses? Tenang saja sukses butuh PROSES, tinggal kita mau setia berproses apa ga, jangan maunya instan saja.
Rencana hanyalah sebuah rencana jika tidak diikuti dengan tindakan nyata.
Setuju?