Bisnis Kopi Luwak Dengan Beternak Musang
Umumnya orang beternak adalah ternak ayam, bebek, kambing
atau bahkan sapi. Tapi ada juga orang yang beternak musang. Buat apa musang?
Ternyata musang ini berguna bila anda memiliki bisnis kopi luwak. Bisnis kopi
luwak dan beternak musang merupakan suatu kesatuan bila anda memang ingin total berkecimpung pada bisnis kopi luwak. Oya Luwak itu nama lain dari musang.
Sebelumnya kita ketahui dulu tentang musang. Musang atau dikenal dengan nama
latin Paradoxurus hermaphroditus aslinya adalah hewan karnivora alias pemakan
daging. Tapi,pengecualiannya adalah ternyata
binatang malam ini juga suka jugaakan buah termasuk buah kopi. Kelebihannya si Musang
ini pintar dalam memilih buah kopi yang terbaik dan matang.
Luwak, sebutan lain musang, terbilang langka di Indonesia.
Sebab, binatang ini banyak diburu untuk dijadikan pajangan rumah. Daging musang
juga dipercaya banyak orang sebagai obat asma.
Mega Setiawan, peternak musang di Lampung Barat bilang, ada
dua jenis musang yang sering dibudidayakan untuk menghasilkan kopi luwak.
Yakni, musang bulan atawa tilu dan musang binturung atau musang molen.
Musang bulan berbulu hitam di bagian pipi dan putih di ujung
buntut. Adapun musang binturung berbulu hitam dengan sedikit bulu putih di kepalanya.
Kedua jenis musang ini hidup liar di Lampung Barat.
Mega memiliki 273 ekor musang di peternakannya seluas 20x20
m². Kebanyakan dari musang itu adalah musang binturung. Soalnya, musang
binturung lebih banyak mengkonsumsi kopi ketimbang musang bulan. "Seekor
musang binturung bisa makan 10 kilogram buah kopi dalam semalam. Sedangkan,
musang bulan hanya 3 kilo," tuturnya.
beternak musang |
Namun, hanya musang binturung berumur tua, 12 tahun yang
punya kemampuan memilih buah kopi yang baik. Adapun musang bulan, sejak umur
tiga tahun mampu memilih buah kopi berkualitas.
Menutur Mega, beternak musang tidaklah sulit, asalkan si
peternak punya keahlian khusus. "Peternak harus punya kesabaran tinggi
menghadapi ulah liar musang," ucapnya.
Maklum, musang adalah hewan liar yang beranak-pinak di alam
bebas. Maka, ketika binatang ini dibawa ke kandang, peternak musang harus
mengajarinya makan secara teratur.
Dalam sehari, Mega memberi makan musang-musangnya sebanyak
empat kali. Pagi, siang, dan sore hari, ia memberi pepaya, pisang, susu, madu,
dan ikan lele. "Waktu malam, baru saya berikan biji kopi merah yang sudah
masak, dari jenis arabika juga robusta," kata dia.
Musang butuh habitat baru yang serupa dengan habitat asli.
Karena itu, Mega menanam pohon kopi di peternakannya. Mega pun tak kesulitan
memasok buah kopi. Sebab, buah kopi robusta, arabika, arobusta, dan liberica
melimpah ruah di daerah Lampung Barat.
Musang menelan bulat-bulat buah kopi setelah membuang
kulitnya. Di perut musang, buah kopi dicerna oleh enzim khusus. Setelah 2
hingga 12 jam di dalam perut, musang pun mengeluarkan kotoran berikut biji
kopi.
Lantas, kotoran itu dijemur di bawah terik matahari sampai
kadar air tinggal 20%. "Setelahnya, kita pilih biji kopi luwak kering yang
masih utuh dan bersih. Kemudian dijemur kembali sampai kadar air 10%,"
papar Mega. Penggorengan biji kopi luwak dilakukan bila ada pesanan, agar aroma
dan kualitas kopi yang baru saja digoreng bisa bertahan lama.