Pasar Ekspor Menyukai Produk Kerajinan Ramah Lingkungan
Kepedulian terhadap lingkungan di luar negeri terlihat sudah
banyak membudaya tidak seperti di Indonesia yang terkesan kurang peduli
terhadap lingkungan. Faktor kepedulian lingkungan ini ternyata mempengaruhi pasar
ekspor. Minat mereka terhadap produk kerajinan Indonesia sangat tinggi. Pasar ekspor menyukai produk kerajinan ramah lingkungan
yang kita produksi. Hal ini menjadi angin segar dan peluang yang baik bagi para
pengrajin di tanah air dan para eksportir Indonesia.
Makin maraknya pesan ramah lingkungan yang belakangan ini
mulai digalakkan perusahaan di berbagai penjuru dunia, ternyata turut mendorong
para pelaku usaha di Indonesia untuk berkreasi dan berinovasi dengan
menciptakan produk baru yang lebih “eco-friendly”. Bila dulunya banyak pelaku
usaha yang menggunakan bahan kimia dalam proses produksinya,
sekarang ini sebagian besar dari mereka lebih memilih bahan baku ramah
lingkungan untuk menarik minat konsumennya.
Gembar-gembor isu global warming yang sempat booming
beberapa waktu yang lalu, memang membuat para konsumen lebih peduli untuk
menjaga kelestarian lingkungannya. Hal tersebut mereka perlihatkan dengan mulai
memilih produk natural untuk memenuhi keperluan mereka setiap harinya. Salah
satunya saja seperti memilih barang-barang kerajinan yang diproduksi
pengrajinnya dengan memanfaatkan bahan-bahan alami.
Seperti kita ketahui bersama, dari sekian banyak produk yang
dikembangkan dengan sistem ramah lingkungan, produk kerajinan merupakan salah
satu komoditas unggulan yang sekarang ini dicintai para konsumen. Bahkan,
produk kerajinan ramah lingkungan ini mulai dicintai pasar ekspor dengan nilai
jual yang terbilang cukup tinggi di pasaran. Tidaklah heran bila sekarang ini
banyak para eksportir produk kerajinan natural dari negara Indonesia yang mulai
bermunculan meramaikan pasar mancanegara. Pasar ekspor menyukai produk kerajinan ramah lingkungan dari tanah air kita.
Yang termasuk dalam kategori produk kerajinan ramah
lingkungan sendiri adalah barang-barang kerajinan yang dalam proses produksinya
tidak memanfaatkan bahan kimia, dan menggunakan bahan-bahan alami yang
keberadaannya cukup mudah ditemukan di lingkungan sekitar dan masih bisa
diperbaharui dengan cepat. Misalnya saja produk kerajinan yang memanfaatkan
kayu sonokeling, sengon, bambu, mahoni, rotan, serta beberapa tanaman lain
seperti pandan, eceng gondok, mendong, dan lain sebagainya.
produk kerajinan disukai luar negeri |
Selain melihat kualitas kerajinan ramah lingkungan dari segi
bahan bakunya, para konsumen luar negeri khususnya dari Amerika Serikat dan
beberapa negara di Eropa terbilang cukup detail dalam mengawasi penggunaan
bahan tambahan, konstruksi, pengemasan, serta sistem pengiriman yang digunakan.
Bahkan untuk bahan baku kayu bisa lebih ketat lagi pengawasannya, karena harus
melampirkan surat mengenai asal-usul kayu yang meliputi umur kayu, kapan
ditebang, dan dimana lokasi penebangannya.
Tidak hanya itu saja, penggunaan bahan baku tambahan seperti
misalnya cat atau pewarna dan cairan pelapis dalam proses finishing juga
diwajibkan menggunakan bahan baku yang bersifat water-based. Pengawasan
konsumen luar negeri bahkan tak jarang meminta rincian resmi seperti bahan baku
apa saja yang digunakan, dan harus mengikuti SOP (standar operasional prosedur)
yang telah ditentukan dari calon buyer. Dan dari rangkaian pengawasan yang
cukup panjang tersebut, nantinya akan disimbolkan dengan green sticker yang
akan ditempelkan pada produk kerajinan sebagai jaminan bahwa produk tersebut
benar-benar didesain, dibuat, dan dikirim tanpa merusak kelestarian lingkungan.
Keseriusan para konsumen luar negeri dalam menjaga
kelestarian lingkungannya, menjadikan produk kerajinan ramah lingkungan
dicintai pasar ekspor dan mendatangkan untung cukup besar bagi para pengrajin
di Indonesia.
Semoga saja Produk kerajinan Indonesia akan semakin tumbuh
dan berkembang dikarenakan Pasar ekspor menyukai produk kerajinan ramah lingkungan
yang kita produksi.