Usaha Kaos Lukis Menembus Pasaran
Berbagai peluang usaha bermunculan setiap saat. Berbagai
pelaku usaha memutar otak untuk mencoba hal baru dan kreatif dalam membuka pasar
bisnis. Umumnya mereka mengolah hal kreatif dari dasar keterampilan yang mereka
miliki. Misalnya saja munculnya usaha kaos lukis menembus pasaran kaos saat
ini. Melukis yang awalnya hanya hobby ataupun hanya bernilai seni semata diolah
oleh pelaku usaha menjadi peluang bisnis baru. Seniman juga tetap butuh makam
setiap hari toh? Seperti halnya Bpk. Suprapto di Semarang, seorang seniman yang
realistis pada kebutuhan hidup akhirnya menemukan formula usaha kaos lukis ini.
Hasilnya? Usaha kaos lukis berhasil menembus pasaran dan makin hari makin
laris.
Merintis sebuah usaha bisa dilakukan dengan berbagai cara.
Salah satunya saja seperti mengembangkan hobi dan potensi diri untuk berkarya
menciptakan produk-produk unik yang memiliki nilai jual cukup tinggi di
pasaran. Adalah Suprapto, lelaki paruh baya yang tahun ini genap berusia 56
tahun ini tak pernah lelah menyalurkan hobi seni rupa dalam dirinya, untuk
berkreasi dan berinovasi menciptakan produk kaos lukis yang semakin hari kian
laris diburu para konsumen.
Bpk. Suprapto |
Berlokasi di Jalan Papandayan No.21 Semarang, setiap harinya
bapak empat anak ini memproduksi dua sampai tiga kaos lukis dengan desain atau
motif yang terbilang cukup variatif. Dengan basic keahlian di bidang seni rupa
yang Ia dapatkan ketika menempuh pendidikan di IKIP Semarang pada tahun 1979
silam, Suprapto mencoba menciptakan inovasi baru kaos lukis yang sebelumnya
belum terlalu banyak ditemukan di kota Semarang.
Berbekal bahan kaos yang berkualitas serta memilih cat alami
hasil ramuan sendiri,Suprapto berusaha memenuhi kebutuhan konsumen dengan
menawarkan desain lukisan yang tak terbatas. “Untuk kaos lukis kami membuatnya
dalam banyak motif, seperti misalnya motif realis yang berbentuk manusia,
binatang, tumbuhan, ada juga desain karikatur, desain modern, wayang, batik,
serta desain dekoratif,” ujar Suprapto ketika ditanya mengenai desain lukisan
yang sering Ia produksi.
Dibantu oleh salah seorang putranya yang bernama Nugroho,
selama ini kaos lukis buatan Suprapto sengaja ditujukan untuk kalangan menengah
ke atas.
“Kami sengaja mempertahankan nilai dan kualitas produk kaos lukis yang
kami produksi,” kata Suprapto. Tidaklah heran bila harga jual kaos lukis buatan
Prapto laku cukup tinggi di pasaran, yakni sekitar Rp 100.000,00 untuk satu
buah kaos lukis. Harga tersebut Ia sesuaikan dengan tingkat kesulitan desain
lukisan yang diinginkan calon konsumen.
Dengan menjaga kualitas produk yang Ia produksi serta
menawarkan motif atau desain yang limited edition (satu desain untuk satu
kaos), produk buatan Prapto mulai digemari konsumen di sekitar kota Semarang.
Dalam hal ini Nugroho yang bertugas memasarkan produk kaos lukis buatan sang
ayah, biasanya Ia menitipkan produk kerajinan tersebut ke beberapa temannya
untuk kemudian dipasarkan langsung kepada calon konsumen.
contoh kaos lukis yang ada dipasaran ataupun pesanan |
Kedepannya, Suprapto berharap bisnis yang telah Ia geluti
selama 2 tahun ini bisa berkembang dengan baik serta memiliki jangkauan pasar
yang lebih luas. “Kaos lukis kami mewakili ciri khas Indonesia, seperti
misalnya kaos motif wayang dan warak yang menggambarkan budaya Indonesia,
khususnya kota Semarang,” jelas Prapto. Dari sinilah Ia memiliki mimpi bila
suatu saat nanti produk kaos lukis buatannya tidak hanya dikenal di pasar
regional maupun nasional, namun juga bisa menembus pasar Internasional.
Di akhir pertemuan, Suprapto sedikit berbagi tips mengenai
perawatan kaos lukis. “Agar kaos lukis tidak rusak, mencucinya jangan terlalu
sering dikucek karena biasanya sablon lukisan bisa pecah, yang kedua jangan
jemur kaos lukis di tempat yang terkena matahari langsung karena sinar matahari
bisa merusak warna sablon,” terang Suprapto ketika menutup pembicaraanya.
Bagaimana cukup kreatif bukan? Selamat bagi Bpk. Suprapto
yang berhasil mengembangkan hobby melukisnya menjadi usaha kaos lukis yang
berhasil menembus pasaran.
referensi dari hasil wawancara peliput bisnisukm