BELAJAR DARI BISNIS GO-JEK YANG KINI SUKSES
Kisah sukses Go-jek 2015 |
Gelar sarjana, S1, MBA dll sebenarnya tidaklah memberi jaminan untuk sukses.
Tapi bila seseorang mampu mengolah celah bisnis dan mengaplikasikannya maka
sebuah bisnis konvensional bisa menjadi sebuah bisnis yang profesional. Contohnya
adalah Bisnis Go-jek yang sekarang gaungnya santer terdengar. Sekilas orang awam
melihat bahwa ini hanya sekedar bisnis Ojek yang terkoordinasi. Nah kata terkoordinasinya lah
yang dahsyat kenapa bisa tercipta. Admin Fortune 99 Coba Belajar dari Bisnis
Go-jek yang sukses dari tahun ke tahun dan kini bisa tersebar di beberapa kota.
Kisah Sukses Nadiem Makarim
Seorang Pemuda bernama Nadiem Makarim seorang sarjana
lulusan MBA berhasil keluar dari kotak standar basi sebuah bisnis dan berhasil
mengemas Bisnis konvensional Ojek menjadi sebuah bisnis yang profesional. Awal
mula berdirinya Go-jek. Bagaimana awal Kisah sukses Go-jek ini?
Awalnya Nadiem pun adalah pengguna ojek. Dari obrolannya
dengan tukang ojek langganannya ia mengetahui bahwa sebagian besar waktu tukang
ojek justru dihabiskan untuk menunggu penumpang dan menunggu giliran dengan
tukang ojek lainnya. Di sisi lain ia pun menyadari bahwa ojek selama ini belum
memberikan kenyamanan dan keamanan. Maka dari itulah ia bersama teman-temannya
mendirikan Go-jek pada tahun 2011. Perusahaan ini menaungi para pengojek di
berbagai wilayah Jakarta. Hingga kini sudah ada sekitar 1000 pengojek yang
bekerja sama dengan perusahaannya.
Go-jek : Menciptakan Konsep Ojek Modern, Aman, dipadukan
dengan Teknologi
Nadiem memadukan teknologi di usahanya ini dimana pelanggan
bisa menggunakan aplikasi di smartphone untuk menggunakan layanan Go-jek.
Selain itu ojeknya pun dilengkapi dengan GPS sehingga posisi ojek bisa dipantau
melalui smartphone. Tarifnya pun bisa terukur dari seberapa jauh jarak yang
ditempuh. Selain itu, cara pembayarannya pun menggunakan credit (My Wallet).
Dari sisi keamanan, selain menggunakan teknologi tersebut, para pengojek di
gojek sudah berpengalaman dan memiliki ijin berkendara.
Fasilitas Layanan Go-Jek
Selain memadukan teknologi, ternyata Nadiem pun memberikan inovasi yang
berbeda dari segi layanan. Layanan Go-jek bukan hanya mengantar penumpang, tapi
juga layanan antar barang dan juga layanan shoping bagi yang ingin berbelanja
tanpa harus keluar rumah. Keren Bukan?
Bagaimana Mengukur Penghasilan Pengojek?
Pengojek yang bergabung dengan go-jek ternyata penghasilan rata-ratanya
sekitar 3 juta per bulan. Uang itu mereka terima setelah dipotong 20% dari
perusahaan. Sistemnya adalah bagi hasil, dimana 80% untuk pengojek dan 20%
untuk Gojek.
Prestasi Go-jek saat ini
Dengan inovasi dalam bisnisnya, Nadiem pun menerima berbagai
pengharaan. Selain itu, Go-jek pun banyak diliput media sehingga membuat
usahanya semakin dikenal masyarakat.
Konsep Go-Jek, seperti yang tertuang dalam situs go-jek.com,
mengadopsi sistem manajemen taksi yang sudah ada. Mereka menyediakan call
center, mengelola sosial media, hingga pesan instan melalui Yahoo!. Dengan
demikian, pelanggan lebih mudah untuk memesan dari kawasan mana saja yang ada
di Jakarta. Hebat bukan? Cobalah untuk out of the box dari pemikiran kaku, lihatlah celah bisnis. Misalnya saja belajar bisnis belut? coba pelajari dalam Bisnis budi daya belut dari Ardiyan Taufik atau bahkan dari sukses bisnis bawang goreng hingga mancanegara. Cuma belut? bawang goreng? tapi hasilnya dahsyat man!!
"Menurut kami, profesi ojek patut ditingkatkan menjadi
layanan profesional yang dapat diakses secara mudah," tulis Go-Jek dalam
situs resminya. Setahun berdiri, Go-Jek mulai mengembangkan layanan tambahan
seperti Instant Courier dan Shopping & Delivery.
Hingga saat ini, Go-Jek sudah memiliki 15 karyawan tetap
dengan 450 supir ojek di Jakarta. Posisi teratas ada di tangan Nadiem Makarim
sebagai Managing Director. Ia dibantu Brian Cu sebagai Direktur Teknologi dan
Keuangan dan Michaelng Moran sebagai Direktur pengembangan Merek.
bahan ulasan : Go-jek.com, metro.co.id